Minggu, 01 November 2009

Gelagat Asmara yang Meronta

Gemuruh angin menggema, berseak-seok melintasi malam, menggeliat, merona bagaikan kisah yang nyata. Namun, ini adalah bingkisan kisah cinta yang maya (hanya sebuah ilusi belaka). Tapi, tak tau kenapa, raga ini semakin ada, jiwa ini semakin bertahta tatkala sosok wanita datang menjelma bagaikan petir yang meminta mangsa. Apakah ini cinta? Atau apakah ini hanya hisapan jempol belaka? Aku bingung menafsirkannya. Kata demi kata terus mengalir, kisah demi kisah terus bergulir. Akhirnya aku menemukan sebuah jawaban yang hadir, ternyata ini adalah cinta yang benar-benar hinggap pada diri sang fakir.

Di kesunyian malam aku sendiri, melonglong menatapi sepi, menunggu, menanti bingkai kemesraan hadir di sini. Kau adalah sosok gadis yang ku nanti, Kau adalah bidadari yang ku impi, Kau adalah wanita yang akan kunikmati di hari kelak nanti (hihihihihi). Sungguh bahagianya diriku saat kau hadir tuk mengusir sepi. Hati ini serasa menari, jiwa ini serasa menyanyi melantukan nada-nada kasih sayang sejati.

Sekian lama ku bermimpi, sekian lama ku berimajinasi, dan sekian lama juga ku berinspirasi, selalu tak ada hasil yang pasti. Tapi, setelah kau menyandarkan diri pada kehidupan ku ini. Semua kegundahan, semua kegelisahan, dan semua kemunafikan—hilang lenyap sirna tak ada sisa. Aku bisa bebas berlari, dan aku bisa bebas bediri menginjakan kaki di atas bumi. Semangat ini mulai berapi-api, hasrat ini semakin menjadi-jadi untuk mengejar cita-cita yang pasti agar bisa terealisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri masukan..saya tunggu...